Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Kali
ini Caraka akan berbagi info seputar
keluarga buah
apel.
Selamat
membaca. .
BUAH APEL
MANALAGI
Deskripsi
Apel ini disukai karena rasa daging
buahnya manis - biarpun belum matang - dan aromanya kuat. Teksturnya agak liat
dan kurang kandungan airnya. Warna daging buahnya putih kekuningan. Buahnya
berbentuk agak bulat dengan ujung dan pangkal berlekuk dangkal. Diameter buah
antara 4-7 cm dan berat 75-160 g per buah. Kulit buah berwarna hijau muda
kekuningan saat matang. Produksi rata-rata per pohon 75 kg.
Manfaat.
Selain sebagai buah segar untuk buah
meja, apel mempunyai nilai tinggi sebagai minuman. Fungsi buah apel dapat
mencegah penyakit sariawan gusi. Buahnya dapat dibuat cuka atau cider melalui
fermentasi. Buah apel dapat memperkuat daya tahan tubuh terhadap penyakit
gangguan lambung dan tumor dalam jangka panjang. Kayunya kurang baik untuk
bangunan, tetapi baik untuk kayu bakar.
Syarat Tumbuh.
Tanaman apel hanya dapat tumbuh dan
berbuah di daerah dataran tinggi antara 700-2.000 m dpl yang iklimnya kering.
Di daerah yang beriklim basah, pertumbuhan tanaman mengalami banyak kendala dan
rasa buah kurang manis. Kendala utama adalah penyakit daun (embun upas).
Tanaman ini sebaiknya ditanam di tempat terbuka. Di dataran rendah, tanaman
tidak mampu berbunga.
Pedoman Budidaya.
Perbanyakan tanaman Tanaman apel
umumnya diperbanyak dengan tunas rundukan (layering). Namun, untuk menghasilkan
bibit bermutu sebaiknya tanaman diperbanyak dengan okulasi. Sebagai tanaman
batang bawah digunakan tunas rundukan dari varietas apel liar yang telah
berumur 8-12 bulan. Batang atas digunakan apel unggul.
Budi daya tanaman Bibit okulasi
dalam polibag atau cabutan (stump) ditanam dengan jarak tanam 2 m x g m atau 3
m x 3 m. Ukuran lubang tanam 60 cm x 60 cm x 40 cm. Bibit diberi pupuk kandang
yang telah jadi sebanyak dua blek atau 4o kg/lubang.
Pupuk buatan 50-i.000 g NPK per
tanaman diberikan 2-3 kali setahun, terutama menjelang berbunga dan sehabis
panen. Pekerjaan yang sangat penting adalah pelengkungan cabang. Cabang – cabang yang ujungnya telah beruas
rapat segera dilengkungkan mendatar (horizontal) dan ujungnya dipotong. Oleh
karena setiap tanaman akan dibungakan (dibuahkan) maka seluruh daun pada cabang
yang dilengkungkan tersebut dirompes, lalu tanaman diberi air secukupnya (bila
musim kemarau) dan pupuk NPK.
Pelengkungan cabang yang beruas
rapat (cabang dorman) harus diusahakan permanen, yakni dengan tali yang tahan
lama (ijuk, tali plastik). Pada cabang yang telah dirompes akan tumbuh tunas-tunas
tumpul yang kemudian muncul bunga. Tunas-tunas yang runcing hanya akan menjadi
tunas daun (vegetatif).
Pemeliharaan.
Pemeliharaan yang penting adalah
membuang tunas liar/tunas air yang sering tumbuh pada cabang atau batang bawah.
Gulma/alang-alang yang tumbuh di kebun apel harus segera dibersihkan. Demikian
pula bila ada lumut (Lichenes) yang tumbuh pada batang harus dibersihkan.
Daun-daun yang menutup buah harus dirompes karena buah yang tidak terkena sinar
matahari warnanya tidak akan merata (hijau merah atau hijau kuning).
Hama dan Penyakit.
Hama utama tanaman apel berupa kutu
daun hijau (Aphis pomi) dan kumbang daun. Penyakit penting adalah embun upas
atau busuk kering daun (Marsonina caronaria), pucuk bertepung atau mildu tepung
(Podosphaera leucotricha), dan busuk batang (Cortisum salmonicolor). Bila belum
terlambat, semprotan fungisida Benlate 0,3% dapat mengatasi serangan penyakit
di atas. Karbolinum plantarum 10% (CP) dapat digunakan untuk mengendalikan
penyakit.
Panen dan Pasca Panen.
Apel dipanen setelah tua benar di
pohon karena buah ini tergolong tidak dapat diperam (non-klimaterik). Buah
dipanen dengan cara tangkai dipotong. Alat yang digunakan berupa gunting
pangkas tajam. Pemanenan dapat dilakukan 4-5 bulan setelah bunga mekar.
Sekian,
semoga bermanfaat untuk anda.
Terima
kasih telah membaca artikel Caraka, kritik dan saran yang membangun sangat
dinanti.
Wassalamu’alaikum
Wr. Wb.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar